Minggu, 19 Juli 2020

Meningkat selama corona, hati-hati dengan syndrome patah hati




   Syndrome patah hati berbeda loh dengan patah hati. Patah hati terkesan identic dengan rasa kecewa dengan pasangan atau putus cinta, sedangkan Syndrome patah hati tidak hanya disebabkan karena kondisi patah hati putusnya percintaan, namun bisa jua dipicu oleh tekanan emosional atau fisik yang berat. Seperti rasa duka yang mendalam, amarah yang berlebihan atau terlalu terkejut.

   Menurut data kesehatan yang dipublikasikan science Daily disebutkan bahwa terjadi peningkatan pengidap syndrome patah hati selama pandemic covid-19. Syndrome patah hati atau stress kardiomiopati terjadi sebagairespon terhadap tekanan fisik atau emosional yang menyebabkan disfungsi atau kegagalan pada otot jantung. Corona telah membuat banyak orang mengalami stress baik dari sisi kesehatan, masalah ekonomi, sosial, sampai mental, seperti kesepian dan isolasi. Stress memicu tekanan pada otot jantung, salah satunya mengakibatkan syndrome patah hati. Simak penjelasannya yah…

Apasih syndrome patah hati itu?

Syndrome patah hati sebenarnya adalah gangguan sementara pada jantung akibat kondisi sress. Hal ini disebabkan otot jantung gagal berfungsi sempurna. Meski tergolong faal, namun umumnya kondisi ini hanya sementara.

Gejala syndrome patah hati
 
Lonjakan hormone stress, seperti adrenalin dapat merusakjantung. Lonjakan hormone ini dapat memicu penyempitan arteri besar dan arteri kecil. Umumnya, syndrome patah hati ini sering didahului dengan peristiwa fisik atau emosional yang intens.

Heart.org mencatat tanda dan gejala syndrome patah hati yang paling  umum adalah angina (nyeri dada) dan sesak nafas. Aritma (detak jantung tidak teratur) dan syk kardiogenik. Syok kardiogenik adalah suatu kondisi dimana jantung tiba-tiba melemah sehingga tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati.

Perlu diketahui jika gejala syndrome patah hati berbeda dengan serangan jantung. Pada syndrome patah hati, gejala muncul tiba-tiba setelah tekanan emosional atau fisik yang ektrem. Berikut ini beberapa perbedaan lainnya :

  • Hasil EKG (tes yangmencatat aktivitas listrik jantung) tidak terlihat sama dengan hasil EKG untuk seseorang yang mengalami serangan jantung.
  • Tes darah tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan jantung.
  • Pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda penyumbatan di arteri coroner.
  • Tes menunjukkangerakan balon dan jantunng bilik kiri bawah yang tidak biasa (ventrikel kiri).
  • Waktu pemulihannya cepat, biasanya dalam beberapa hari atau minggu (dibandingkaan degan waktu pemulihan  sebulan atau lebih untuk serangan jantung).
  • Beberapa penelitian juga menemukan, stress yang sangat berat dpat menyebabkan ketegangan dan penyepitan arteri coroner sesaat. Selain itu, meski jarang terjadi, konsumsi obat tertentu seperti obat untuk menangani alergi, asma dan depresi, dapat pula menyebabkan syndrome patah hati.
Perempuan lebih beresiko
Sindrom ini dapat menyerang siapa saja, bahakan saat kamu sedang sehat. Meski dapat terjadi pada siapapun, ada orang-orang yang lebih beresiko mengalami syndrome ini, yaitu :
Perempuan
  1. Berusia lebih dari 50 tahun.
  2. Sedang atau pernah mengalami gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan.
  3. Memiliki riwayat gangguan saraf, seperti epilepsy ataupun cedera kepala.

Pencegahan syndrome patah hati
 
Pencegahan syndrome patah hati bisa dilakukan dengan cara manajemen stress ddan teknik relaksasi yang dapat membantu meningkatkan kesehatan psikologis dan fisik. Penting juga uuntuk menghindari pilihan buruk dalam mengelola stress seperti alcohol, makan berlebihan, penggunaan obat-obatan dan merokok. Hal –hal ini bukanlah solusi permanen dan justru bisa menyebabkan masalah kesehatan tambahan.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan aktivitas yang bisa membantu mengelola stress pada akhirnya bisa membantu pencegahan syndrome patah hati. Berikut rekomendasinya :
  1. Olahraga. Aktivitas fisik adalah suatu kegiatan penting yang bisa dilakukan untuk pencegahan stress. Manfaat yang bisa didapatkan saat berolahraga secara teratur adalah mengurangi kecemasan. Olahraga menurunkan hormone stress dan membantu melepaskan endosfin yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Berolahraga secara teratur juga dapat membangun rasa percaya diri yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mental.
  2. Mengurangi asupan kafein. Kafein adalah stimulant yang dapat meningkatkan kecemasan bila diminum terlalu sering. Setiap orang memiliki ambang batas yang berbeda seberapa banyak kafein yang ditoleransinya. Jika kamu perhatikan, jika konsumsi kafein membuat gelisah atau cemas, sebaiknya pertimbangkan untuk mengurangi kafein.
  3. Menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang. Dukungan sosial dari teman dan keluarga serta orang-orang yang disayangi dapat membantu melewati masa-masa penuh tekanan seperti pandemic covid saat ini. Menghabiskan waktu bersama teman dan orang-orang tersayang dapat membantu melepaskan oksitosin sebagai pereda stress alami.
  4. Mendengarkan music atau menonton film komedi. Menonton film komedi ataupun mendengarkan music yag slow dan menenangkan dapat membanntu untuk rilexs. Menonton film komedi dapat menghilangkan respon stress dan tertawa juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan suasana hati. Cobalah menonton film lucu atauppun mendengarkan music yang kamu senangi untuk membangkitkan mood positif.
Tetap jaga kesehatan di situasi pandemic covid-19 ini, jika membutuhkan informasi yang lebih jelas masalah kesehatan khususnya diera ini, disarankan untuk bertanya langsung dengan dokter atau tenaga medis yang ahli dibidangnya dan akan berusaha memberikan solusi terbaik. Tidak perlu khawatir, penggunaan aplikasi berbasis pelayan kesehatan telah banyak diterapkan seperti halodoc. Sehat pedia dan sebagainya. Semoga kita semua selalu terlindngi dari virus corona ini.


Referensi 
Heart.org. Diakses pada 2020. Is Broken Heart Syndrome Real?
Heatline. Diakses pada 2020. 16 Simple Ways to Relieve Stress and Anxiety.
Halodoc. Diakses pada 2020. Meningkat Selama Corona, ini Pencegahan Sindrom Patah Hati.


Iga Rahmah (C1G017085)
#KKNKebencanaanunram2020
#KKNtanggapcovidunram







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

perbedaan sakit kepala akibat migrain dengan covid19

  Jumlah kasus dan korban jiwa akibat virus corona terus bertambah di berbagai negara di dunia. Seiring perkembangan, gejala-gejala yang tam...